Selasa, 09 April 2013

Jenjang Penilaian Kognitif


A.    Penilaian
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menjelaskan bahwa penilaian ditujukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta sebagai bahan dalam penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan perbaikan proses belajar yang dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram. Penilaian dapat berbentuk tes dan non-tes; tertulis dan lisan; pengamatan kerja; pengukuran sikap dan penilaian hasil karya berupa tugas,proyek, produk, portofolio dan penilaian diri. Tujuan penilaian meliputi 4 hal, yaitu:

1.      Menelusuri kesesuaian rencana dan tujuan pembelajaran (keeping track);
2.      Mengecek kelemahan dan kekurangan pembelajaran (checking up);
3.      Mencari dan menemukan kekurangan pembelajaran (finding out); dan
4.      Menyimpulkan apakah siswa telah mencapai kompetensinya (summing up).

Dalam memberikan penilaian, guru diharapkan mampu mencari dan menyusun penilaian yang dapat menuntut siswa menunjukan kemampuannya secara nyata. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) penilaian dilakukan meliputi aspek kognitif, afektif (sikap) dan psikomotorik.
Berbeda dengan pengukuran yang bersifat numerik, penilaian dilakukan secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang dicapai anak didik dalam kegiatan belajar.

B.     Kemampuan Kognitif
Menurut Benyamin S. Bloom, ranah kognitif merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak, khususnya kemampuan berpikir. Penilaian aspek kognitif dimaksudkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar dari  segi intelektualitas, yaitu kemampuan menggali dan mengolah informasi atau pengetahuan. Kemampuan kognitif terdiri dari enam jenjang proses berfikir, yaitu:
1.      Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat kembali (recall) atau mengenali kembali nama, ide, istilah, rumus dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan merupakan proses berpikir paling rendah.
2.  Pemahaman (comprehension), yaitu mengetahui sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Kemampuan pemahaman dibagi menjadi menerjemahkan (translation), menginterpretasi (interpretation) dan mengeksploitasi (exploration).
3.      Penerapan (application), yaitu kemampuan menerapkan atau menggunakan ide umum, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.
4.    Analisis (analysis), yaitu kemampuan merinci atau menguraikan bahan atau keadaan menurut bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan antara bagian atau faktor. Analisis dibagi menjadi yaitu analisis unsur (merumuskan asumsi); analisis hubungan (mengenal unsur dan pola hubungan); dan analisis prinsip terorganisasi (menganalisis pokok yang melandasi tatanan suatu organisasi).
5.  Sintesis (syntesis), yaitu proses memadukan bagian-bagian secara logis sehingga menjadi satu pola berstruktur/berpola baru.
6.     Penilaian (evaluation), yaitu kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide.

Keenam jenjang di atas berkelanjutan dan tumpang tindih dimana aspek yang lebih tinggi, evaluasi, meliputi aspek lainnya. Maka kemampuan kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi, evaluasi. Aspek kognitif dapat diukur melalui tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non-obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan, portofolio dan performance.
Namun pada umumnya metode penilaian yang digunakan saat ini hanya mengukur beberapa kemampuan kognitif tingkat rendah seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Padahal jika semua jenjang kemampuan kognitif diterapkan secara keseluruhan dan terus menerus, akan menghasilkan metode penilaian yang lebih baik.
Beberapa soal yang digunakan dalam mengukur kemampuan kognitif siswa umumnya bersifat tertutup, seperti “Tahun berapakah Perang Diponegoro terjadi?”. Selain jawaban yang bersifat tertutup biasanya siswa tidak diperkenankan membuka buku (close book). Soal tersebut hanya akan membuat siswa menghafal teks dalam buku dan mengabaikan kemampuan kognitif lainnya. Padahal menghafal atau kemampuan mengingat kembali merupakan kemampuan kognitif jenjang terendah.
Berbeda dengan bentuk pertanyaan berikut, “Mengapa Pangeran Diponegoro memutuskan untuk menyerah kepada Belanda?”. Pertanyaan demikian merupakan jenis pertanyaan terbuka dimana siswa dapat mengeksplorasi berbagai kemampuan kognitif mereka sehingga menghasilkan penilaian yang lebih akurat.  
  
Berikut ini dipaparkan hubungan jenjang kemampuan kognitif dengan tujuan kegiatan belajar.

No
Tingkatan
Deskripsi
Contoh
1
Pengetahuan
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
·         Mengemukakan arti
·         Menentukan lokasi
·         Mendeskripsikan sesuatu
·         Menceritakan apa yang terjadi
·         Menguraikan apa yang terjadi
2
Pemahaman
Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan kesimpulan
·         Mengungkapkan gagasan dan pendapat dengan kata-kata sendiri
·         Membedakan atau membandingkan
·         Menginterpretasi data
·         Mendeskripsikan dengan kata-kata
·         Menjelaskan gagasan pokok
·         Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri
3
Aplikasi
Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
·         Menghitung kebutuhan
·         Melakukan percobaan
·         Membuat peta
·         Membuat model
·         Merancang strategi
4
Analisis
Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut
·         Mengidentifikasi factor penyebab
·         Merumuskan masalah
·         Mengejukan pertanyaan untuk mencari informasi
·         Membuat grafik
·         Mengkaji ulang
5
Sintesis
Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
·         Membuat desain
·         Menemukan solusi masalah
·         Menciptakan produksi baru
6
Evaluasi
Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat
·         Mempertahankan pendapat
·         Membahas suatu kasus
·         Memilih solusi yang lebih baik
·         Menulis laporan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar